13 September, 2009

ANTENA RADIO

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dewasa ini, pertukaran informasi telah menjadi bagian yang sangat penting artinya dalam setiap segi kehidupan. Pertukaran informasi ini tidak hanya terjadi pada lokasi yang berdekatan saja, tetapi sudah mengglobal ke seluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dimungkinkan dengan makin tumbuhnya media telekomunikasi, baik yang memanfaatkankan media kabel maupun non kabel (wireless) sebagai saluran transmisinya. Jaringan non kabel memanfaatkan udara sebagai saluran transmisinya.

Pada proses pengiriman dan penerimaan sinyal informasi ini diperlukan suatu alat yang dapat merubah sinyal gelombang mikro terbimbing pada saluran transmisi menjadi sinyal gelombang mikro diudara bebas demikian pula sebaliknya. Alat seperti ini lazimnya disebut dengan antena. Terdapat berbagai macam jenis antena dengan berbagai dimensi yang berbeda. Setiap dimensi antena yang berbeda memancarkan atau meradiasikan sinyal dengan kekuatan yang berbeda pada tiap arahnya. Prinsip ini dikenal dengan istilah pola radiasi atau pattern.

Untuk merancang sebuah antenna diperlukan sebuah perhitungan agar antenna yang dirancang dapat memenuhi kriteria yang dicapai dan mampu bekerja sesuai harapan. Berbagai macam alat dan software dapat membantu merancang sebuah antenna. Alat-alat tersebut antara lain SWR meter dan lain-lainnya, sedangkan dari software ada berbagai macam antara lain superNEC, 4NEC2, kalkulator Yagi dan lain-lain. Pada simulasi perancangan antenna Yagi dan Helix ini, akan digunakan alat bantu berupa software superNEC dan 4NEC2. Antena Yagi yang akan dirancang mempunyai frekuensi kerja 680 MHz (UHF) dan menggunakan 5 elemen, sedangkan antenna Helix mempunyai frekuensi kerja 2,4 GHz.







DASAR TEORI
Definisi Antena
Antena dapat didefinisikan sebagai sebuah piranti yang berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik terbimbing (guided wave) pada saluran menjadi gelombang elektromagnetik bebas diudara (free space). Dalam pembahasan mengenai antena, terdapat beberapa parameter dasar dari antena yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan performa dari antena.
Parameter-parameter tersebut antara lain adalah :
1. Pola Radiasi (Radiation Pattern)
2. Impedansi
3. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
4. Directivity
5. Return Loss
6. Efisiensi antenna
7. Penguatan (Gain)

Pola radiasi (radiation pattern) dari sebuah antena merupakan representasi grafis dari fungsi matematika dari property radiasi sebuah antenna yang dinyatakan dalam koordinat ruang. Pola radiasi biasa digambarkan dalam koordinat bola, polar maupun rectangular. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa berkas radiasi dari antena membentuk pola-pola tertentu yang disebut dengan lobe. Ada beberapa bagian pada gambar 1 yang merupakan bagian penting dari pola radiasi antena, yaitu :
1. Main/major Lobe, adalah berkas radiasi dimana terdapat kekuatan pancaran radiasi dari antena yang terbesar
2. Minor Lobe, adalah berkas radiasi selain major lobe. Minor lobe dikelompokan
menjadi 2 bagian sesuai dengan posisinya, yaitu :
a. Side Lobe
b. Back Lobe
3. HPBW (Half Power Beamwidth), adalah merupakan sudut yang dibentuk oleh
titik yang bernilai setengah dari daya pancar maksimum pada major lobe.
Gambar 1. Pola radiasi dari antena
Directivity adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada arah tertentu dengan rata-rata intensitas radiasi dalam semua arah.
Impedansi merupakan perbandingan antara tegangan dengan arus pada terminal antena.

Agar antena dapat beroperasi dengan efisien, maka harus terjadi transfer daya yang maksimum antara antenna dengan saluran transmisi dari pemancar/penerima. Transfer daya yang maksimum hanya dapat terjadi bila impedansi ketiga bagian tadi sama. Bila keadaan ini tidak dapat terpenuhi, maka sebagian dari daya yang akan dipancarkan akan dipantulkan kembali dalam bentuk gelombang tegak (standing wave). Perbandingan dari besarnya gelombang pantul ini dengan gelombang yang akan dipancarkan disebut dengan VSWR (Voltage Standing Wave Ratio).

Gain (penguatan) dari antenna adalah besarnya perbandingan intensitas daya yang dipancarkan antenna dengan total daya yang diterima. Gain dapat juga dirumuskan sebagai produk dari efisiensi antenna dengan directivitynya.

Return Loss, adalah parameter yang mengindikasikan banyaknya daya yang hilang karena terserap oleh beban dan tidak kembali sebagai gelombang pantul.



Antena Yagi
Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi. Antena mempunyai dilengkapi dengan pengarah dan pemantul, semuanya berbentuk batang. Antenna yagi terdiri dari tiga bagian yaitu Driven, reflektor, dan director. Bagian Driven adalah titik catu dari kabel antenna,biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima. Bagian Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. Bagian Director adalah bagian pengarah antenna,ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven.Penambahan batang director akan menambah gain antena, namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.
Antena Yagi yang paling sederhana adalah antena 2 elemen yang terdiri atas satu radiator atau driven elemen dan satu elemen parasitic sebagai director dengan spacing sekitar 0.1 l. Power gain dapat mencapai sekitar 5 dB dengn front to back ratio sebesar 7 sampai 15 dB. Gain akan menjadi sedikit lebih rendah apabila parasitik
elemen tersebut dipasang sebagai reflektor. Untuk bandband 10 30 meter, bahan elemen dapat dari tubing aluminium sehingga memungkinkan untuk diputarputar arahnya. Akan tetapi untuk band 160 meter atau 80 meter, tubing aluminium menjadi tidak praktis karena terlalu panjang sehingga kurang kuat, lebih praktis digunakan kawat dengan konsekuensi tidak dapat diputar arah. Panjang elemen Yagi dipengaruhi oleh diameter elemen dan adanya sambungansambungan. Baik diameter elemen maupun banyaknya sambungan akan memberikan pengaruh terhadap kapasitansi antar elemen, seperti kita ketahui bahwa dua logam yang terletak sejajar
tersebut akan merupakan suatu kapasitor.
Antena Helix
Antena helix merupakan antenna yang mempunyai bentuk tiga dimensi. Bentuk dari antena helix menyerupai per atau pegas dengan diameter lilitan serta jarak antar lilitan berukuran teretentu. Antenna Helix mempunyai bentuk geometri 3 dimensi seperti pada gambar 2. Gambar tersebut memperlihatkan bentuk dasar dari sebuah antenna helix dengan parameter-parameternya adalah sebagai berikut :
D = diameter dari helix
C = circumference (keliling) dari helix = πD
S = jarak antara lilitan
α = sudut jepit (pitch angle) = arctan S/πD
L = panjang dari 1 lilitan
n = jumlah lilitan
A= axial length = nS
d = diameter konduktor helix

Diameter dan keliling (Circumference) digunakan sebagai parameter dalam menentukan frekuensi kerja dari helix, biasanya dinyatakan pula dalam panjang gelombang Dλ dan Cλ. Axial Length dan pitch angle menentukan Gain dari helix. Makin panjang axial length maka makin besar pula gain dari helix. Antena helix biasanya dipasang diatas sebuah ground plane seperti pada gambar di bawah. Ground plane dapat berbentuk apa saja, tetapi biasanya bentuknya segi empat atau lingkaran dengan diameter satu sampai satu setengah kali panjang gelombang. Ground plane dapat berbentuk reflektor kerucut atau dapat pula berbentuk datar. Dengan menggunakan ground plane, diharapkan back lobe dari antena helix dapat diminimalisasi.

Gambar Antena Helix dengan Ground Plane

Antena helix dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu mode transmisi (transmission Mode) dan mode radiasi (Radiation Mode). Mode transmisi digunakan untuk menjelaskan bagaimana
gelombang elektromagnetik dipropagasikan sepanjang helix mengingat helix dapat diasumsika sebagai saluran transmisi tak hingga atau waveguide, dimana beberapa mode transmisi yang berbeda dapat dioperasikan. Mode radiasi digunakan untuk mengetahui bentuk dari medan jauh (far field pattern) dari sebuah helix. Pada mode radiasi dikenal dua macam mode, yaitu mode axial dan mode normal.

Secara teori, antena helix dapat dimodelkan sebagai jajaran sejumlah titik sumber isotropis (isotropic point source) yang tersusun seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar Susunan array dari titik sumber isotropis

Masing-masing titik merepresentasikan satu buah lilitan dari helix, sementara jarak antara titik merepresentasikan jarak antar lilitan pada antena helix. Jumlah titik sumber isotropis
analogi dengan jumlah lilitan pada antenna helix. Pola radiasi (pattern) dari antenna helix diturunkan dengan menggunakan prinsip pattern multiplication, dimana pola radiasi helix merupakan produk dari semua titik sumber isotropis yang tersusun secara array, sehingga disebut sebagai array pattern atau array factor (faktor array). Dengan asumsi bahwa satu buah lilitan dari antena helix mempunyai gelombang berjalan (traveling wave) yang
seragam disepanjang antena, maka pola radiasi total dari antena helix dengan jumlah lilitan n merupakan produk dari faktor array dengan pola radiasi satu llitan helix.

Mode operasi axial terjadi jika circumference, C dari helix bernilai kurang lebih satu kali panjang gelombang pada frekuensi tengah dari rekuensi kerjanya (0,75λnon-critical. Ada beberapa parameter penting dari antena yang perlu untuk diperhatikan, yaitu :
1. Beam width (lebar berkas)
2. Gain (penguatan)
3. Impedance (impedansi)
Parameter-parameter diatas merupakan fungsi dari banyaknya lilitan (n), jarak antar lilitan (S), dan frekuensi. Untuk jumlah lilitan yang telah ditentukan, sifat dari beamwidth, gain dan impedansi dapat menentukan lebar bandwith. Sementara itu, nilai dari bandwith juga berhubungan erat dengan circumference dari antena helix. Parameter lain yang mempunyai
peran penting dalam perancangan antenna helix adalah bentuk dan ukuran dari ground plane, diameter konduktor helix, struktur penunjang helix, dan pengaturan feed. Ground plane dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk. Namun umumnya ground plane dibuat dalam bentuk
lingkaran atau persegi yang datar atau flat dengan ukuran diameter atau sisi minimal 3λ/4. Ukuran konduktor dapat dipilih dari 0,005λ sampai dengan mendekati 0,05λ. Antena helix dihubungkan dengan saluran transmisi (kabel coaxial) melalui feeder. Pada pemasangan feeder, konduktor antena helix dihubungkan dengan bagian dalam dari kabel coaxial
melalui bagian dalam dari feeder, sementara bagian luar dari feeder berfungsi menghubungkan bagian luar dari kabel coaxial dengan ground plane. Pemasangan feeder ini dapat pula mempengaruhi impedansi dari antena helix. Pada antena helix, feeder dapat
dipasang dengan 2 macam model, yaitu :
1. Peripheral feed
2. Axial feed
Impedansi antena helix dapat diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan impedansi yang diinginkan dengan cara memodifikasi ¼ lilitan terakhirnya.

DASAR PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN
Pada antenna helix parameter-parameter yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:
D = diameter dari helix
C = circumference (keliling) dari helix = πD
S = jarak antara lilitan
α = sudut jepit (pitch angle) = arctan S/πD
L = panjang dari 1 lilitan
n = jumlah lilitan
A= axial length = nS
d = diameter konduktor helix
Sedangkan untuk antena Yagi empat elemen, perhitungan panjang elemen serta spacingnya dapat menggunakan tabel sebagai berikut :

Reflektor elemen153 / f (dalam MHz) meter.
Driven elemen 144 / f (dalam MHz) meter.
Director 1 137 / f (dalam MHz) meter.
Director 2 135 / f (dalam MHz) meter.
Director 3 133/f (dalam MHz) meter.
Spacing 36.6 / f (dalam MHz) meter
Karena yang digunakan adalah pada frekuensi 680 MHz maka didapat nilai – nilai sebagai berikut :
Reflektor
0.225
driven elemen
0.21176
director 1
0.20147
director 2
0.19853
director 3
0.195588
spacing
0.05382
Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa diameter tubing, panjang masing bagian elemen, serta ketinggian antena akan sangat berpengaruh terhadap panjang elemen Yagi. Pertama – tama untuk menggunakan simulator S-Nec 2.9 kita masukkan nilai – nilai dari nilai spacing elemen dan length elemen sebasar dalam table.

HASIL PENGAMATAN DAN SIMULASI
Antena Yagi
Dalam simulai kali ini kami menggunakan software Yagi calculator seperti tampak dibawah ini :
Frekuensi yang digunakan adalah 680 MHz dan menggunakan 5 buah directors. Setelah itu nilai yang ada kita inputkan dalam program SuperNec 2.9. kita akan mendapatkan hasil tampilan antenna seperti ini :
Frekuensi di inputkan sebesar 680 MHz

Atau alam bentuk 3 dimensi akan terlihat seperti ini :
Selanjutnya adalah menampilkan bentuk radiasi :
Setelah pengaturan Radiations pattern maka pilih Simulate maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini :

Pilih Plot untuk menampilkan pola radiasi antenna seperti tampak dibawah ini :
Pola Radiasi Antena Yagi 680 MHz
Atau jika kita gunakan software 42Nec akan terlihat tampilan seprti dibawah ini :
Pada gambar diatas terlihat bahwa pancaran radiasi minor lebih mendominasi dibandingkan dengan pola radiasi mayor (pada sumbu axis). Hal ini dikarenakan terjadi feedback akibat elemen yagi yang tidak stabil. Atau dengan kata lain antenna ini memberikan karakteristik backlobe yang lebih besar daripada mainlobenya.
Untuk mengetahui SWR dan sebagainya kita dapat melihatnya di smith chart seperti gambar dibawah ini :
Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara memperpanjang elemen reflector yang ada pada antenna ini.

Antena Helix
Antena helix dapat digambarkan sebagai sebuah pegas dengan reflektor. Keliling (Circumference, C) dari satu lilitan kira-kira bernilai satu kali panjang gelombang (λ), jarak antar lilitan (S) kira-kira bernilai 0,25C. Sementara ukuran reflektor (R) adalah sama dengan C atau λ. Frekuensi yang digunakan ialah 2,4GHz.
Aplikasi HelixCalc digunakan untuk menghitung parameter yang akan digunakan untuk mensimulasikan perancangan.


Untuk jarak 100 m sampai dengan 2,5 km dengan kondisi line of sight, 12 lilitan diperkirakan sudah memadai. Impedansi antenna helix menjadi


Simulasi Antena Helix
Setelah tahap perancangan selesai, langkah selanjutnya adalah mensimulasikan hasil rancangan tadi sebelum diimplementasikan dalam bentuk yang sebenarnya. Dalam simulasi, akan diketahui apakah hasil rancangan sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan atau belum.
Untuk mensimulasikan antenna helix kami ini, kami menggunakan software SuperNEC 2.9 dan 4nec2x. Beberapa parameter perancangan penting yang digunakan sebagai input dalam simulasi ini adalah seperti tertera dalam table berikut.
\

Parameter
Nilai
Turn Spacing (S)
0,033 m
Axial Length (A)
0,396 m
Base Radius
0,021 m
Tip Radius
0,021 m
Wire Radius
0,0015 m
Jenis Feeder
Peripheral Feed
Arah Lilitan
Clock wise

Tabel 1. Parameter dalam Perancangan Antena Helix

Parameter-parameter diatas selanjutnya digunakan sebagai parameter input bagi software untuk membuat model dari antenna helix yang dirancang. Proses memasukan parameter-parameter input dari antenna helix dapat dilihat pada gambar berikut.







Gambar 1. Parameter helix

Setelah model dari antena selesai dibuat oleh software, selanjutnya model tadi ditampilkan bentuk geometrinya sesuai dengan parameter yang telah kita masukan. Atur frekuensi kerja dari model antenna helix yang kita buat agar software dapat menentukan secara otomaatis berapa banyak segmentasi yang perlu dibuat untuk melakukan perhitungan. Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.










Gambar 2. Model Antena Helix Hasil Perancangan pada SuperNEC

Langkah selanjutnya adalah mengatur parameter simulasi. Parameter simulasi yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
















Gambar 3. Pengaturan Parameter Simulasi

Sampai disini model antena helix telah siap untuk disimulasikan. Software SuperNEC akan secara otomatis melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan pada parameter simulasi yang telah kita atur tadi
Gambar 4. Proses Penghitungan oleh SuperNEC
Setelah selesai software SuperNEC selesai melakukan penghitungan, selanjutnya akan tampil output interface dari hasil simulasi yang kita lakukan seperti gambar berikut










Gambar 4. Output Interface dari simulasi

Pada output interface kita dapat memilih hasil simulasi sesuai dengan parameter yang telah kita atur tadi untuk ditampilkan.
Bila pada aplikasi 4nec2x yang dimasukan kedalam parameter ialah
















Gambar 8. Hasil Perhitungan dengan aplikasi 4nec2x

Gambar pola radiasi vertikal (vertical plane) hasil simulasi dari antena helix hasil perancangan pada frekuensi 2,4 GHz menggunakan perfect ground dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



















Gambar 5. Hasil Simulasi Pola Radiasi Vertikal dari Antena Helix 3D pada Frekuensi 2,4 GHz





















Gambar 6. Hasil Simulasi Pola Radiasi Vertikal dari Antena Helix dalam Koordinat Polar 2D pada Frekuensi 2,4 GHz dengan 4nec2x
Pada gambar 6, pola radiasi antena helix tidak memiliki back lobe akibat dipilihnya jenis perfect ground sebagai bahan penyusun ground plane dalam simulasi. Dari gambar 6 ini, dapat dilihat pula nilai maksimum dari kekuatan sinyal yang ditangkap oleh antena (signal strength) adalah sebesar 13,65 dB, terletak pada sudut 0o. Titik dimana penerimaan antena turun sebesar setengah dari nilai maksimumnya (-3 dB) adalah sebesar 3,2 dB terletak pada posisi sudut -15o atau 355o dan pada posisi sudut 15o. Dari posisi sudut dimana daya penerimaan antenna turun sebesar -3dB tadi, kita dapat menentukan lebar berkas setengah daya (Half Power Beamwidth / HPBW) dari antenna helix yaitu sebesar 30o.
Berikutnya akan kita lihat berapa besar impedansi dari antena helix hasil perancangan ini. Dalam simulasi, impedansi dari antena helix adalah sebesar 103- j32,5 Ω seperti digambarkan dalam smith chart pada gambar berikut ini.
Gambar 7. Hasil Simulasi Impedansi Antena Helix pada Frekuensi 2,4 GHz Digambarkan dalam Smith Chart
Dengan nilai impedansi 103-j32,5Ω, apabila antena helix dihubungkan dengan saluran transmisi yang mempunyai impedansi karakteristik sebesar 50Ω, maka akan menimbulkan gelombang pantul yang perbandingannya kita kenal dengan istiah VSWR (Voltage Standing Wave Ratio).














Gambar 8. Hasil Perhitungan dengan aplikasi 4nec2x











PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melalui tahapan perancangan, simulasi dan pengujian, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
Antena Yagi merupakan antenna directional sehingga beamwidthnya lebih panjang daripada antenna helix.
Antena Yagi beroperasi pada frekuensi UHF dan VHF sedangkan antenna Helix beroperasi pada kisaran GHz

Saran
Antena Yagi baik digunakan pada frekuensi HF (UHF maupun VHF) yang biasa digunakan oleh televisi maupun radio sedangkan antenna helix dapat digunakan untuk menggantikan antenna omni-directional sebagai transmitter sinyal Wi-Fi pada internet.

Tiada ulasan: